Senyum cerah dengan gigi putih bersih memang dambaan banyak orang. Tidak heran jika berbagai produk pemutih gigi laku keras di pasaran. Salah satunya odol pemutih gigi. Namun, apakah odol pemutih gigi ini benar-benar efektif dan aman? Mari kita bedah fakta dan mitosnya agar kamu tidak salah langkah dan tahu cara terbaik mendapatkan gigi putih idaman.

4 Fakta dan Mitos Odol Pemutih Gigi

Berikut ini merupakan 4 fakta dan mitos pemutih gigi:

1. Kecepatan Pemutihan Gigi

Mitos: Odol pemutih gigi bisa memutihkan gigi secepat kilat. Banyak iklan menjanjikan hasil instan dalam hitungan hari. Namun, ini hanyalah mitos. Faktanya, pasta pemutih gigi tidak akan memberikan hasil secepat itu. Proses pemutihan gigi membutuhkan waktu dan konsistensi.

Fakta: Pasta pemutih gigi bekerja secara bertahap. Efektivitasnya bergantung pada kandungan bahan aktifnya, seperti hidrogen peroksida atau karbamid peroksida, yang berfungsi mengangkat noda permukaan gigi. Perlu diingat, odol ini hanya efektif untuk noda ekstrinsik, yaitu noda yang menempel di permukaan gigi akibat kopi, teh, atau rokok. Untuk noda intrinsik yang berada di dalam struktur gigi, pasta pemutih gigi tidak akan mempan.

2. Aman Digunakan Setiap Hari

Mitos: Semua odol pemutih gigi aman digunakan setiap hari. Kamu mungkin berpikir semakin sering menyikat gigi dengan odol pemutih, semakin cepat hasilnya. Hati-hati. Ini bisa berisiko. Beberapa jenis odol pemutih mengandung bahan abrasif yang cukup tinggi untuk mengikis noda.

Fakta: Penggunaan odol pemutih yang terlalu sering, terutama yang berformulasi abrasif, bisa merusak lapisan email gigi. Padahal, email gigi berfungsi melindungi gigi dari sensitivitas dan kerusakan. Jika lapisan ini terkikis, gigi bisa jadi lebih sensitif terhadap makanan dan minuman dingin atau panas. Jadi, pastikan untuk membaca label produk dan gunakan sesuai anjuran.

3. Gigi Putih Merupakan Gigi yang Sehat

Mitos: Gigi putih adalah tanda gigi yang sehat. Banyak yang mengira gigi yang sehat selalu berwarna putih cemerlang. Ini adalah pandangan yang keliru.

Fakta: Warna alami gigi manusia bervariasi, mulai dari putih keabu-abuan hingga kekuningan. Warna gigi dipengaruhi oleh genetik dan ketebalan lapisan dentin di bawah email gigi. Dentin memiliki warna kekuningan. Semakin tipis lapisan email, semakin terlihat warna kekuningan dentin. Jadi, gigi yang sehat tidak selalu harus putih. Gigi sehat justru ditandai dengan gusi yang merah muda, tidak berdarah saat disikat, dan tidak ada lubang.

4. Odol Pemutih Gigi Cukup untuk Bersihkan Gigi

Mitos: Menggunakan odol pemutih gigi saja sudah cukup untuk gigi yang bersih. Menyikat gigi dengan odol pemutih memang membantu membersihkan noda. Namun, proses ini saja tidak cukup untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi secara menyeluruh.

Fakta: Menjaga kesehatan gigi dan mulut butuh rutinitas yang lengkap. Selain menyikat gigi dua kali sehari, kamu juga perlu menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak terjangkau sikat gigi, serta berkumur dengan obat kumur. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi juga sangat penting.

Kesimpulan

Odol pemutih gigi memang bisa membantu mencerahkan senyum dengan menghilangkan noda ekstrinsik. Namun, perlu diingat bahwa produk ini memiliki keterbatasan dan berisiko jika digunakan secara tidak tepat. Efektivitasnya tidak bisa menyamai perawatan profesional yang dilakukan di klinik gigi.

Jika kamu serius ingin memiliki gigi yang lebih putih dan sehat secara aman, solusi terbaik adalah berkonsultasi dengan ahlinya. Di Klinik Gigi Oratio, kamu bisa mendapatkan perawatan dental bleaching yang diawasi langsung oleh dokter gigi profesional. Perawatan ini menggunakan bahan pemutih khusus dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan aman, sehingga hasilnya lebih efektif dan bertahan lama.

Yuk, buat janji temu sekarang dan dapatkan senyum sehat impianmu di Klinik Gigi Oratio!